Sang Messi(ah) yang Urung Jadi Penebus
Lionel Messi akankah benar-benar menjadi juru selamat untuk Argentina? |
Permisi,
YUK DAFTAR DI GALAXYDOMINO .COM karena lagi ada PROMO LOH:
DEPO 50.000 BONUS 50.000
WEB : http://bit.ly/gd789
Syarat:
- Untuk New Member
- Withdraw Minimal 50.000
- HARUS ADA TO 50 RIBU BARU BISA MELAKUKAN PROSES WD
MUDAHKAN? TUNGGU APALAGI YUK DAFTAR DI GALAXYDOMINO .COM
Setiapkali ia mengenakan seragam Tim Tango, harapan seluruh negeri seolah berada di atas bahunya. Mereka tak henti-hentinya menyandingkan sekaligus membandingkannya dengan Diego Maradona, sang Tuhan sepakbola Argentina. Bukan saja lantaran nomor punggung yang sama, tetapi juga postur tubuh, kekidalan dan kemampuan mengocek bola keduanya yang mirip. Bahkan mereka memplesetkan namanya menjadi Messiah, sang juru selamat atau sang penebus yang di-nubuat-kan Alkitab dan menjadi gelar Yesus.
Lihat saja di tribun Spartak Stadium, Moskow, dalam laga kontra Islandia Sabtu (16/6/2018) lalu, para suporter La Albiceleste lagi-lagi membentangkan poster Hati Kudus Messi, sebuah tiruan atas lukisan Hati Kudus Yesus (Sacratissimum Cor Iesu) yang dimuliakan oleh Gereja Katolik Roma.
Orang Argentina barangkali memang punya kebiasaan rada ganjil dalam mengekspresikan iman dan memuja bintang sepakbolanya. Tak ada satu pun bangsa di dunia ini yang memperlakukan para pahlawan lapangan mereka seperti mereka memperlakukan Maradona. Sebagai mayoritas pemeluk agama Katolik, mereka punya Paus di Roma, selain itu juga memiliki Iglesias Maradoniana; mereka memanjatkan doa Bapa Kami sekaligus mengubah doa itu menjadi kidung pujian bagi si boncel.
Bagi orang Argentina, El Diego adalah mukjizat hidup yang memberi mereka kebanggaan sebagai bangsa, dalam sepakbola maupun secara politis.
Tetapi 1986 sudah lama berlalu. Sudah begitu lama, serasa telah ribuan tahun.
Maka di sebuah sudut kota Buenos Aires, tepatnya di markas klub Sportivo Pereyra di distrik Baracas, sebuah mural tiruan dari lukisan terkenal Michelangelo, "La Creazione di Adamo" di Kapel Sistine pun dibuat dan dengan jelas mengungkapkan kegelisahan itu: Figur Tuhan digantikan oleh sosok Maradona yang sedang mengulurkan tangan kanannya kepada Nabi Adam yang berubah jadi Messi!
Empat kali partai final (Copa America 2007, Piala Dunia 2014, Copa America 2015 dan Copa America 2016) tanpa trofi rupanya belum juga membuat ekspetasi publik Argentina pada Messi padam. Setelah Diego tak lagi turun ke lapangan, Leo seolah-olah menjadi tumpuan doa mereka satu-satunya. Alhasil, harapan itu pun seakan menjelma jadi kutukan bagi si Kutu (La Pulga) dari waktu ke waktu, dari satu turnamen akbar ke turnamen akbar lainnya.
"Messi memiliki pistol yang ditaruh di dalam kepalanya yang disebut Piala Dunia. Dan jika ia tidak memenangkannya, ia akan menembakkannya dan terbunuh. Akibatnya ia tidak bisa menikmati bakatnya," kata Jorge Sampaoli, sang pelatih, sebagaimana dilansir oleh media.
No comments