Luka Modric, Kapten Fantastic dari Kancah Perang Balkan
Luka Modric si kapten fantastic Timnas Kroasia |
Permisi,
YUK DAFTAR DI GALAXYDOMINO .COM karena lagi ada PROMO LOH:
DEPO 50.000 BONUS 50.000
WEB : http://bit.ly/gd789
Syarat:
- Untuk New Member
- Withdraw Minimal 50.000
- HARUS ADA TO 50 RIBU BARU BISA MELAKUKAN PROSES WD
MUDAHKAN? TUNGGU APALAGI YUK DAFTAR DI GALAXYDOMINO .COM
Rentetan senapan pada 9 Desember 1991 di Desa Modrici yang terletak di utara pegunungan Velebit, sebelah utara Dalmatia itu bakal selalu diingat oleh Luka Modric. Kakeknya, Luka senior, ditangkap bersama lima warga desa Modrici oleh tentara Serbia. Mereka lantas membunuhnya dengan sadis.
Eksekusi kakeknya itu menjadi bagian pembuka konflik negara Balkan. Kala itu Modric baru berumur enam tahun. Ia sudah kehilangan orang yang disayanginya sejak usia belia.
Luka senior merupakan kakek sekaligus pengasuh Modric. Kedua orang tuanya, Stipe dan Radojka, menitipkan Modric kepada kakeknya karena terlalu sibuk bekerja di pabrik pakaian rajut.
Eksekusi itu baru awal penderitaan konflik Balkan yang menghiasi kehidupan Modric. Pembunuhan enam warga desa Modrici merupakan pesan tentara Serbia agar warga desa hengkang. Lelaki kelahiran 9 September 1985 itu melanjutkan hidup di pengungsian.
Keluarga Modric terpaksa mengungsi di Hotel Iz, Kota Zadar. Mereka harus melalui hari-hari menyedihkan tanpa listrik dan air bersih. Ledakan mortir dan rentetan senapan selalu terdengar dari kejauhan, ditambah lagi ancaman ranjau darat ada di mana-mana.
Kami hidup di hotel selama bertahun-tahun sekaligus mencari nafkah. Tetapi saya selalu mencintai sepakbola. Saya ingat bantalan tulang kering (shin pads) yang saya kenakan bergambar Ronaldo dari Brazil, dan saya sangat mengaguminya," ucap Modric kepada The Sun.
Chairman Klub NK Zadar, Josip Bajlo, ingat dengan masa kecil Modric. Modric merupakan bocah yang kurus dan kecil. Tetapi kondisi fisik ini tak mematahkannya untuk terus bermain bola sebagai sarana hiburan di tengah teror perang.
Salah seorang pelatih Modric di Klub NK Zadar, Tomislav Basic, menyebutkan anak-anak asuhnya selalu bermain di tengah ketakutan. Tetapi mereka tak pernah kapok bermain bola.
"Kami selalu takut, itulah yang paling saya ingat. Ribuan granat, ditembakkan dari bukit-bukit di sekitarnya, jatuh di lapangan pelatihan pada tahun-tahun itu, dan kami selalu berlomba untuk mencapai tempat perlindungan. Sepak bola adalah pelarian kami dari kenyataan," ucap Basic seperti ditulis oleh Aleksandar Holiga di rubrik Sport Blog situs berita theguardian.com.
No comments