sejarah judi casino online di indonesia
sejarah judi casino online di indonesia |
bonus freechips - Awal oktober 2019 polisi berhasil membongkar pratik judi.
Tepatnya di apartemen robinson jakarta. Total 133 orang tertangkap praktek judi di lantai 29 dan 30 yang memiliki ruangan khusus yang di peruntukan kalangan tertentu saja.
Omzet bisnis ilegal ini mencapai rp 700jt perhari nya.
Judi casino online sebenarnya bukan barang baru di Indonesia khususnya bagi jakarta.Pada masa Soeharto gubernur ali sadikin pernah melegalkan judi.
Saat itu, Gubernur Ali bingung bagaimana caranya membangun Jakarta yang hanya memiliki kas dengan jumlah sedikit.
Akhirnya dia melegalkan dan melokalisasi judi kasino dan memungut pajak darinya untuk membangun berbagai fasilitas ibu kota.
Semasa kepemimpinan Gubernur Ali Sadikin, belum banyak fasilitas di Jakarta yang dibangun. Akhirnya Ali mencari cara untuk bisa membangun segala fasilitas penting, seperti rumah sakit hingga jalan raya. Jalan keluar ditemukan. Ali menggunakan pajak judi untuk membangun fasilitas-fasilitas tersebut.
Jalan keluar tersebut tentu saja berdasar pada Undang-Undang Nomor 11 tahun 1957, pemerintah daerah berhak memungut pajak dari judi. Alhasil, judi kasino dilegalkan dan dilokalisasi di Jakarta.
"Untuk apa mereka menghambur-hamburkan uang di Macao. Lebih baik untuk pembangunan di Jakarta saja dan waktu itu saya jelaskan bahwa DKI memerlukan dana untuk membangun jalan, sekolah, puskesmas, pasar dan lain-lain," kata Ali Sadikin.
"Saya sahkan judi itu. Mulai dengan lotere totalisator, lotto, dengan mencontoh dari luar negeri. Lalu dengan macam-macam judi lainnya. Sampai kepada Hwa Hwe," kata Ali.
Semenjak mendapat pajak dari judi kasino, pendapatan DKI Jakarta meningkat. Dalam 10 tahun, anggaran pembangunan DKI yang semula Rp66 juta menjadi Rp89 miliar.
Dari hasil pajak itu, Ali akhirnya membangun beragam fasilitas daerah, seperti sekolah, puskesmas, hingga pasar.
Selama masa kepemimpinan Gubernur Ali Sadikin, beberapa tempat dijadikan kasino. Tempat itu seperti lantai bawah Gedung Sarinah, Jakarta Pusat, di Petak Sembilan (PIX), Jakarta Barat, serta di Hai Lai, Ancol.
Kemudian di Djakarta Theatre, Jakarta Pusat, Proyek Senen dan Petak Sembilan di daerah Glodok.
Meski begitu, kasino-kasino itu hanya untuk golongan tertentu saja atau warga negara asing alias bukan buat orang Islam.
"Kalau ada orang Islam yang berjudi itu bukan salah gubernur, tetapi ke-Islaman orang itu yang bobrok dan sebagai umat Islam saya sendiri tidak pernah berjudi," kata Ali dalam Akhir Sejarah Kasino Indonesia.
No comments